Hari itu mungkin salah satu momen yang unforgettable! Hari itu hari ulang tahun kota tercintaku, Surabaya, dan aku bersama mami, dedi dan adekku meluncur ke Pasar Malam Tjap Tunjungan yang hanya diadakan pada hari-hari perayaan ulang tahun Surabaya. Itu memang bukan pertama kali aku pergi ke pasar malam. Tapi, itulah yang terbaik!
Sebelumnya aku bersama arek suroboyo yang lain sedang meramaikan dunia twitter. Secara nggak sengaja aku denger mamaku yang lagi telpon sama budeku bilang kalau ada pasar malam ditengah kota Surabaya. Setelah mama selesai telpon, aku memaksa mama untuk mengunjungi pasar malam itu. Puji Tuhan, mamaku akhirnya setuju untuk pergi kesana. Sekalian nambah pengalaman katanya.
Lokasi Tjap Tunjungan cukup jauh dari daerah perumahanku. Tjap Tunjungan berada di tengah kota Surabaya, tepatnya di area parkir Tunjungan Plasa -salah satu mall kebanggaan arek suroboyo sepanjang masa dunia akhirat tak tertandingi sepanjang segala abad amin- sedangkan rumahku didaerah Sidoarjo yang dulunya termasuk Surabaya selatan dan sekarang terkena pagu 1% dalam dunia pendidikannya( sangat tidak adil! )
Meskipun hari terlalu malam untuk kesana, aku tetap antusias. Berhubung perutku memang sudah meraung-raung minta diisi, maka meluncurlah kami!
Pemandangan kota Surabaya dimalam hari memang yang paling top setelah semarang. Kalau disuruh memilih, aku jauh lebih suka melihat gedung tinggi dengan lampu yang gemerlap dibandingkan dengan yang hijau-hijau. Meskipun aku sangat suka melihat pohon.
Dipinggiran jalan besar, banyak sekali wedangan yang menghiasi. Pingin banget rasanya mampir, tapi aku harus ingat tujuanku. Tujuanku adalah mengunjungi tjap tunjungan.
Sampai disana ternyata sudah banyak sekali stand yang tutup karena habis durubung umat manusia yang kelaparan. Jadi aku sama sekali nggak sempat mencoba kulinernya. Padahal saat itu aku sedang "ngidam" gado-gado. Hahaha. Akhirnya ada satu stand yang menarik. Stand itu berjualan bermacam-macam es. Ice! Ice it is...
jelly! i love jelly! ini lah yang menarik mataku. Selain ramai, mbak-mbak nya juga ramah [:
Makan sambil menonton pertujukan dagelan memang top. Sayang banget baru aja duduk 10 menit, dagelannya sudah selesai. Hanya 1 minusnya, semua pemerannya pake bahasa jawa yang(agak) kasar dan ada beberapa kata yang aku nggak ngerti tapi banyak yang ketawa. Sayang bangetttt
Lihat tuh adekku, makannya lahap banget.
Berhubung aku lagi bete banget hari itu, dan sedang males berfoto, adekku yang jadi objek foto hari itu. Jadi, aku sama sekali belum sempat berfoto. Hiks. Sangat menyesal.
Mie kluntung yang dibeli mamaku. Enak.
Sedih ya. Padahal hari itu juga merupakan Hari Anti-Rokok. Sebegitu hebatnya rokok, sampai membuat orang menahan diri 1 hari saja susah. Padahal, asap rokok dapat membuat atmosfer bumi kita rusak ): dan lagi kasihan bagi orang yang perokok pasif. Maksudnya yang nggak ngerokok, tapi kalo ada yang ngerokok nggak sengaja menghirup. Ada suatu artikel menyatakan kalo perokok pasif itu lebih berbahaya daripada aktif.
Ini dia model lampunya. Cantik sekale (=
Karena dateng telat, makan juga telat. Kursi aja juga udah keburu dinaikin. Tapi tetep banyak pengunjung yang baru datang. Seneng, ada temennya. Hahaha.
Selain desainnya yang tradisional banget, tempatnya juga rindang dan banyak pohon. Sejuk!
Itu dia selembar pengalamanku disana. Seru banget pokoknya. Tahun depan harus kesana lagi. Hunting makan, murah lagi. Ngehehe.
No comments:
Post a Comment